
PURWAKARTAUPDATE.com | Para pelaku usaha dituntut untuk berinovasi demi mempertahankan eksistensinya, ditengah tingginya persaingan dalam dunia bisnis.
Penggunaan inovasi baru bisa menjadi langkah yang tepat untuk menghadapi persaingan, dan dinilai cukup efektif untuk memenangkan pasar.
Tidak adanya inovasi akan membuat konsumen merasa bosan, meninggalkan produk dan bisa dipastikan bisnis akan tenggelam di tengah ketatnya persaingan.
Ventry Martri Pinara salah seorang perajin asal Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta memahami hal itu dan segera berinovasi baru dengan membuat kerajinan tangan berbahan dasar tanah liat lebih menarik.
Dia berinovasi membuat keramik dengan pewarnaan berbahan dasar dari batu dan tanah yang berwarna.
“Dalam inovasi itu kita baru membuat keramik fungsi dan hias jenis pot,” ucap Ventry, pada Sabtu (28/8/2021).
Suhu panas yang diberikan juga naik 100 dari biasanya 900 menjadi 1.000 demi menjaga keutuhan warna keramik dan hasilnya pun maksimal.
“Dalam inovasi ini keramik langsung jadi,” ucapnya.
Adapun keunggulan dari inovasi ini, lanjut dia keramik lebih kuat juga warna yang dihasilkan lebih natural, berbeda dengan keramik yang telah dibuat sebelumnya.
Ide ini muncul karena untuk mempertahankan eksistensi keramik asal Plered, Purwakarta baik pasar lokal maupun mancanegara.
“Sasarannya kita ekspor. Soal harga belum karena ini masih dalam tahap riset. Dalam dunia bisnis kita yang harus menciptakan pasar, kalau sebaliknya kita cape,” kata Ventri.
Sementara itu, Kepala UPTD Pengembangan Sentra Industri Keramik Plered, Kabupaten Purwakarta, Mumun Maemunah berkomitmen bakal mendorong ekspor keramik ke luar negeri. Apalagi dengan adanya inovasi baru ini optimis pasar di luar negeri akan semakin tinggi.
“Kami sangat mengapresiasi keinginan perajin terus menggali inovasi baru ini. Jelas kami di dinas akan mendorong dalam hal pemasaran,” ujar dia.
Di menyebut selama ini keramik Plered sudah tembus pasar ekspor ke berbagai negara baik Asia, Amerika maupun Eropa. Hanya saja, sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
“Ketika ekspor berhenti justru pasar lokal rame. Sekarang mulai pulih kembali,” tutur Mumun.(Gin)