Nasib Peuyeum Bendul Purwakarta Makin Mengempis Dihantam Covid-19

PURWAKARTAUPDATE.com | Hantaman kembali dirasakan saat pandemi Covid-19 tiba, omzet penjualan peuyeum yang minim tambah mengempis.

Sebelumnya, pil pahit mereka alami saat pembukaan tol Cikampek, Purwakarta, Padalarang (Cipularang) pada 2005 silam, yang memukul telak para para pedagang tape (peuyeum) Bendul yang berlokasi di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.

Banyak kios-kios makanan tradisional tersebut tutup karena pembeli tak lagi singgah akibat adanya jalan bebas hambatan dan diperparah dengan hantaman virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Baca Juga:  Pandemi Covid-19, Produksi Peuyeum Bendul di Purwakarta Turun Drastis

“Dulu, sebelum ada Tol Cipularang omzet per hari Rp 2 sampai Rp3 juta. Apalagi hari Sabtu dan Minggu mencapai Rp 7 sampai Rp 8 juta,” ujar salah seorang pedagang peyeum Bendul, Ernawati, pada Jumat (21/5/2021)

Tapi, sambung dia, setelah ada jalan bebas hambatan tersebut omzet turun drastis, paling besar Rp 500 ribu rupiah sampai Rp. 800 ribu rupiah per hari.

Atas kondisi itu, Ernawati mengaku terpaksa mengurangi stok penjualan dari sebelumnya 1 ton menjadi 5 kwintal per minggu.

Baca Juga:  Hikmah Pandemi, Peternak Kambing Saanen Kebanjiran Pesanan Susu di Purwakarta

“Dikurangi produksinya sebagai upaya meminimalisasi perugian,” tutur Ernawati.

Ia bersama para pedagang lain tetap bertahan berjualan tape karena sudah menjadi mata pencaharian.

Atas kesabaran itu, kata dia, penjualan tape kembali ramai memanfaatkan keramaian pengguna jalan melintas di jalur arteri Purwakarta-Bandung.

Namun, penurunan penjualan kembali dirasakan setelah merebaknya wabah virus corona pada 2020.

“Di 2020 itu penurunannya hampir 100 persen, bahkan sampai memutuskan tidak berjualan tape. Kalau sekarang alhamdulilah meningkat kembali, yah 80 sampai 90 kilogram per hari terjual,” ucap Ernawati.(Jabarnews.com)

Baca Juga:  Ridwan Kamil Lobi Para Investor Timur Tengah Untuk Berinvestasi di Jawa Barat