Pelestarian Pengrajin Gula Aren di Kampung Kahuripan Tajur Purwakarta

PURWAKARTAUPDATE.com | Belasan Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Barokah Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah Cabang Purwakarta mengunjungi warga Kampung Kahuripan Tajur, produksi Gula Aren yang hampir hilang ditelan jaman.

Gula aren yang khas dari bahan alami itu tidak boleh hilang, sebab itu adalah adat istiadat warisan turun temurun para leluhur kita dari jaman dahulu yang mesti dilestarikan dan harus dipertahankan.

Dengan didampingi Pjs Kepala Desa Pasanggrahan Agus Koswara, belasan mahasiswa mengunjungi salah satu rumah pembuat gula aren yang berada di Kampung Kahuripan Tajur Rt 10 Rw 05, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta. Minggu (12/9/2021).

Keseruan dari perjalanan menuju ke salah satu rumah warga khusus produksi gula aren sangat dirasakan oleh para mahasiswa. Dengan dikelilingi indahnya suasana alam sekitar tentu menciptakan rasa dan kesan yang begitu istimewa.

Dilengkapi udara yang segar dan sejuk seolah menjadi magnet kenikmatan tersendiri bagi para mahasiswa. Di tambah pemilik dan pembuat gula aren tersebut begitu ramah dan santun.

Ace, pemilik tempat sekaligus pembuat gula aren itu langsung menyambut hangat kedatangan para mahasiswa yang akan diskusi soal cita rasa gula aren yang khas tanpa bahan lain dan pengawet.

Baca Juga:  Peran Kepala Sekolah Sangat Signifikan Bagi Perubahan Sekolah

Ace menjelaskan, pembuatan gula aren ini murni dan asli dari bahan alami yang diambil dari pohon Kawung Aren di alam hutan sekitar tempat tinggalnya.

“Gula ieu asli bahan cai lahang tina tangkal kawung aren, te nganggo bahan campuran anu sejen dei, (Gula ini asli dari bahan air lahang pohon kawung/air nira aren, tanpa ada bahan campuran lainnya),” jelas Ace.

Lebih lanjut Ace menjelaskan, cai lahang ieu cai anu langsung di candak tina tangkal kawung aren di tandean ku awi anu atos di siapken salami 4 jam kadang dugi sapoean di simpen tina luhur tangkal kawung na nepi ka di jero awi na pinuh. (Air nira aren ini diambil langsung dari pohon kawung aren yang diwadahi oleh potongan kayu bambu yang sudah disiapkan selama 4 jam terkadang sampai seharian di simpan di atas pohon kawung aren sampai penuh terisi).

Selanjutnya di tempat, Pjs Kepala Desa Pasanggrahan Agus Koswara menambahkan, pembuatan gula aren itu dibutuhkan waktu hingga 3 jam sampai menjadi gula, dari mulai dimasak hingga pencetakan.

Menurut Agus, pembuatan gula aren ini semua alami dari mulai alat-alat pengolahan hingga pembungkusan gula tersebut. Semua di ambil dari bahan bahan alami di hutan yang ada di sekitar kampung Kahuripan Tajur.

Baca Juga:  Gubernur Jabar Ragukan Laporan Adanya Klaster Covid-19 Selama Pembelajaran Tatap Muka

“Dari mulai bahan gulanya, memasak dengan menggunakan tungku (hawu) dan kayu bakar, sendok pengolahan, tatanan dan cetakan gula, hingga di akhir dari pengemasan ya pun dibungkus menggunakan bahan dari daun pisang kering. Jadi semua pembuatan gula aren disini semua alami,” tutur Pjs Agus.

Tambah Pj Agus, pohon kawung aren atau Enau ini merupakan tanaman serba guna yang banyak manfaatnya, mulai dari air lahangnya, buahnya (kolang kaling) dan didalam dahannya ada bahan untuk bedak dan luar dahannya pun bisa untuk kayu bakar, sedangkan lidi dan injuknya bisa untuk bahan membuat sapu, tutupnya.

Teguh, salah satu mahasiswa yang kerap bertanya soal pembuatan gula aren itu terus memperhatikan. Karena keaslian dan keunikan cara pembuatannya harus benar-benar dijaga dan dilestarikan karena ini menyangkut soal sejarah hukum adat yang rentan punah.

Menurut Teguh, Hukum adat istiadat hampir sedikit berkurang karena pengaruh oleh seiringnya perubahan zaman. Namun, Kampung Kahuripan Tajur di Purwakarta harus tetap Lestari. Selain itu, gula aren pun salah satu mata pencaharian warga setempat.

Baca Juga:  Purwanto: PGRI Harus Bisa Mempercepat Transformasi Program Dinas Pendidikan

“Kampung Kahuripan Tajur adalah Kampung destinasi wisata edukasi bagi para wisatawan atau mahasiswa. Selain edukasi gula aren, tentu masih banyak edukasi lain yang perlu diketahui dan di pelajari di sekitar Kampung Kahuripan Tajur. Seperti edukasi pertanian dll,”

“Juga cara berkehidupan masyarakat kampung yang hingga saat ini masih mempertahankan warisan dari masyarakat tempo dahulu (leluhur),” tuturnya.

Selain itu, pengunjung juga dapat secara langsung belajar bagaimana cara pembuatan gula aren dari mulai proses pengambilan air lahang kawung hingga proses memasak dengan menggunakan kayu bakar.

banyak pelajaran yang mesti diambil dan dipahami. Contoh dari soal pembuatan gula aren seakan tersimpan filosofi kehidupan yang penuh makna mendalam.

“Pembuatan gula aren mengajarkan kami ke dalam kehidupan di masa yang akan datang, dari soal cita-cita seusai lulus sarjana di perguruan tinggi STAI Al-Barokah akan menjadi apa,” tandasnya.

Tambahnya, kami mewakili mahasiswa perguruan tinggi STAI Al-Barokah mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Pjs Kepala Desa Pasanggrahan Agus Koswara beserta keluarga juga warga setempat yang sudah membantu kami, pungkas Teguh.