
Melalui kelompok ini, warga tak sekadar belajar menanam, tetapi juga mengelola hasil panen menjadi sumber pendapatan tambahan.
“Sistemnya mirip arisan. Hasil panen dijual, lalu keuntungan dibagi setiap bulan. Selain sayur segar, kami juga olah jadi simping atau manisan agar punya nilai tambah,” jelas Eni.
Petani Milenial dan Harapan Masa Depan
Bagi Eni, istilah petani milenial bukan sekadar anak muda yang harus turun ke sawah dengan cangkul atau arit.
Lebih dari itu, petani milenial adalah generasi yang mampu menciptakan inovasi, menghadirkan teknologi pertanian modern, sekaligus membuka akses pasar bagi petani.
“Kita masih tertinggal jauh dari Jepang atau Tiongkok dalam hal alat pertanian. Harapan saya, petani milenial bisa menciptakan teknologi yang efisien, murah, dan ramah masyarakat,” katanya.