
Menurutnya, Pasar Sasagaran bukan sekadar tempat berjualan, melainkan ruang untuk menghidupkan kembali makanan khas tempo dulu seperti onde-onde, kue ali, surabi, kue gondrong, hingga galendo yang kini kian jarang ditemui.
Selain sehat, jajanan tradisional juga dipercaya lebih menyehatkan karena diolah dengan bahan alami.
“Makanan zaman dulu itu menyehatkan, orang tua kita usianya panjang karena pola makan sehat. Di sini juga ada perputaran ekonomi, pengunjung datang, belanja, dan membawa uang untuk masyarakat,” tambahnya.
Kepala Desa Dangdeur, H. Tatang Taryana, S.M, menuturkan Pasar Sasagaran digelar dengan melibatkan hampir 30 stand UMKM yang menyajikan kuliner khas. Mulai dari surabi, gegetuk, lotek, hingga jajanan langka yang sulit ditemui di pasaran.
Ia memastikan kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap minggu dan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku usaha kecil.