Pasokan Oksigen Langka, Produksi Petani Ikan di Purwakarta Menurun Drastis

PURWAKARTAUPDATE.com | Di tengah meningkatnya kasus Covid-19, petani ikan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat keluhkan sulitnya mendapatkan pasokan oksigen karena diprioritaskan untuk layanan medis. Akibatnya produksi ikan menurun drastis.

Salah seorang Petani Ikan asal Desa Cibogogirang, Ade Sanim mengaku sulitnya mendapatkan isi ulang tabung oksigen setidaknya dirasakan sejak 10 hari terakhir. 

“Ya terpaksa berhenti sementara kirim ikan ke Keramba Jaring Apung (KJA) Cirata dan Jatiluhur karena stok oksigen mulai habis,” ucap Ade, pada Selasa (6/7/2021).

Ia mengatakan oksigen juga dibutuhkan petani ikan untuk pendistribusian pasca panen. Terbatasnya stok membuat petani tak bisa banyak memanen ikan.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Berharap Kelangkaan Minyak Goreng Bisa Tuntas Sebelum Bulan Ramadhan

“Sekarang juga saya tidak kirim ikan karena oksigennya tidak ada. Para pekerja juga terpaksa saya diliburkan sementara,” ucapnya.

Dijelaskannya, Ia biasa isi ulang tabung oksigen setiap hari ukuran 6 kubik cukup untuk 200 sampai 250 balon atau kantong ikan.

“Kalau isi ulang tidak menentu tergantung pemakaian. Kebutuhan oksigen mau kirim benih atau ikan usia panen keperluan oksigen tetap sama, hanya saja ikan yang dikurangi. Semakin jauh pengiriman semakin sedikit ikan yang dimasukan ke dalam kantong plastik,” tutur pria akrab disapa Sanim itu.

Baca Juga:  Tiga Pilihan Minyak Goreng yang Sehat Untuk Keluarga di Rumah

Dia juga mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kelangkaan oksigen sejak 10 hari terakhir ini. Hanya saja setelah ramai kenaikan kasus Covid-19 kesulitan mendapatkan oksigen mulai terasa.

“Ketika saya menghubungi pemasok tapi jawabannya masih belum ada,” ungkap dia.

Sejauh jauh ini harga isi ulang tabung oksigen tetap Rp90.000 tidak ada kenaikan, hanya saja untuk memperolehnya cukup sulit. 

“Kalau ditanya ada kerugian jelas ada karena beberapa hari ini tidak kirim ikan. Ada yang pesan minta dikirim ikan juga terpaksa tidak saya penuhi karena oksigennya tidak ada,” ujar dia.

Baca Juga:  Sekolah di Purwakarta Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas

Terbatasnya stok oksigen, lanjut Samin, membuat petani tidak bisa panen secara maksimal. Petani memilih untuk menunda panen di sebagian tambak hingga stok oksigen kembali normal.

“Jadi serba dilema, mau panen oksigen untuk kantong distribusi ikan tidak ada. Kalau dipaksakan dikirim ikan tidak akan bertahan. Kalau ditunda panen, ukurannya sudah tidak masuk pasaran. Otomatis harga turun, dan hasil yang didapat juga hanya cukup menutupi biaya produksi, tidak ada untung,” ungkapnya.(Gin)