Kepala BP2MI: 21 Pekerja Migran Indonesia Asal Jabar Gagal Diselundupkan Ke Timur Tengah

Ilustrasi Pekerja Migran Indonesia. (Foto: net)

“Bahkan modus yang dilakukan adalah memberikan uang di awal sebesar Rp4 juta hingga Rp5 juta per imigran yang dititipkan untuk keluarga mereka di kampung. Padahal uang itu akan dipotong dari gaji mereka setiap bulan,” jelasnya.

Benny mengungkapkan bahwa perusahaan penyalur tenaga kerja tersebut memanfaatkan calo sebagai perantara perusahaan dengan korban. Benny mengatakan seluruh korban dalam kondisi sehat, namun mengalami guncangan psikologi sebab terkejut saat diberitahu petugas bahwa penyalur tenaga kerja yang membawa mereka adalah ilegal.

“Ini adalah upaya kedua kami menggagalkan penyaluran tenaga kerja ilegal setelah pekan lalu kita coba gagalkan di bandara, namun informasi itu bocor. Malam ini pelaku kembali ke Jakarta untuk memberangkatkan lagi, tapi berhasil kami antisipasi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kemnaker Apresiasi Tindakan Cepat Polri Tangani Kasus Pungli Terhadap PMI

Menurut pengakuan korban, lanjut Benny, mereka terpaksa menjadi pekerja migran sebab terdesak dengan kebutuhan ekonomi keluarga di kampung. Hingga saat ini perkara tersebut telah dilimpahkan kepada otoritas berwenang untuk diselesaikan secara hukum.

“Padahal dengan gaji Rp4 juta sampai Rp5 juta itu bisa dipenuhi di Indonesia,” tandasnya.(Red)