
“Siapa yang menguasai bahasa, makanan, pakaian, dan seni, dialah raja peradaban,” tutur Dedi dalam bahasa Sunda, menandaskan bahwa pembangunan harus berakar pada identitas lokal.
Dedi juga menyampaikan kritik terhadap arah kepemimpinan daerah yang menurutnya kerap kehilangan visi jangka panjang karena tekanan politik dan pengaruh luar.
Ia menyesalkan bahwa kekayaan alam dan budaya Jawa Barat belum mampu mengangkat derajat kesejahteraan masyarakatnya secara signifikan.
“Jawa Barat itu kaya, tapi kenapa tetap miskin? Karena banyak pemimpin tidak memahami filosofi dalam memimpin,” ucap mantan Bupati Purwakarta dua periode itu.