
Dalam sambutannya, Abang Ijo menyampaikan kisah hidupnya yang penuh perjuangan, dari seorang santri sederhana hingga dipercaya menjadi Wakil Bupati Purwakarta.
“Dulu Bang Jo ngaji di madrasah. Karena orang tua tidak punya biaya, saya datang ke ustaz di Desa Sukatani dan bilang, ‘Saya tidak punya biaya, saya hanya ingin mengabdi.’ Saya rela menjadi tukang cuci, tukang ngepel, bahkan tukang ngangon domba, yang penting bisa menuntut ilmu,” kenang Abang Ijo.
Ia menegaskan, dirinya bukan berasal dari keluarga berada.
“Bapak saya seorang petani. Saya dulu pernah jualan tahu, singkong, tape, bahkan pernah jadi sopir angkot,” ujarnya sambil tersenyum di hadapan para santri.







