Ia memaparkan tiga fase penting dalam membangun usaha, Starting Up (memulai dengan sumber daya yang ada), Expansion (memperluas usaha dan meningkatkan omzet), dan Sustainable (menjaga keberlanjutan usaha jangka panjang).
“Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Dengan digitalisasi, UMKM dapat mengakses permodalan, menarik investasi, melakukan ekspansi, hingga membuka peluang waralaba,” tegasnya.
Sesi tanya jawab mengangkat masukan dari Kang Roni, pelaku UMKM Cemilan Sawaregna, yang berharap ada pelatihan penentuan harga jual mulai dari HPP hingga harga final, serta solusi untuk kendala distribusi online ke wilayah Wanayasa.
Menanggapi hal ini, pemateri menyarankan penyesuaian harga sesuai segmen pasar, dengan HPP sekitar 50% dari harga jual untuk segmen menengah ke bawah.
Kegiatan ditutup dengan doa oleh Wabil Sabahi, diikuti sesi foto bersama dan ramah tamah antara mahasiswa, pelaku UMKM, kader, dan Kepala Koperasi Desa Ciracas.
