Kota Kecil, Warisan Besar: Purwakarta Bikin Komunitas Sejarah dari 5 Provinsi Terpikat!

Rombongan Komunitas Jalan Pagi Sejarah (JAPAS) dari lima provinsi berfoto bersama di depan Bale Sri Baduga, gedung bersejarah peninggalan era kolonial Belanda di Purwakarta.

“Ke depan, untuk mempererat sinergitas antar kota, Kami mengusulkan kepada Pemkab Purwakarta agar menjalin kerjasama terutama dengan Pemkot Bogor dan Pemkab Bogor untuk meluncurkan KARTU BERSAMA dalam bentuk digital (kartu digital yang diperlihatkan melalui handphone) yang dapat dipergunakan manakala warga ketiga kota saling berkunjung ke sejumlah outlet umkm dan destinasi wisata, mendapatkan potongan khusus (discount), hal ini juga merupakan bagian dari strategi menciptakan “Captive Market” bagi ketiga kota untuk saling mengintensifkan kontinuitas kunjungan,” tambahnya.

Baca Juga:  Imbas Kenaikan Harga Kedelai, Pengusaha Tahu Tempe di Purwakarta Mogok Produksi

Pendiri JAPAS, Johnny Pinot, menyampaikan apresiasinya atas keramahan dan pelayanan selama di Purwakarta.

Menurutnya, JAPAS yang awalnya lahir di Bogor kini menjadi komunitas sejarah lintas daerah yang aktif mempromosikan warisan budaya Indonesia. “Purwakarta tidak hanya eksotik tapi juga istimewa dalam pelayanan,” tutur Johnny Pinot.

Salah satu pengurus JAPAS, Abdullah Batarfie, menambahkan bahwa kunjungan ke Purwakarta ini berkat adanya hubungan erat historis antara Purwakarta dan Bogor melalui keberadaan figur Dalem Sholawat sebagai Pendiri Purwakarta sekaligus Perintis Bogor, karena setelah selesai membangun dan memimpin Purwakarta (dalam status sebagai Bupati Karawang) beliau kemudian menjadi Bupati Bogor pada tahun 1849, menggantikan Sang Ayah, Raden Adipati Aria Wiranata, Bupati Bogor ke-15 (1815-1849).

Baca Juga:  MUI Purwakarta Imbau Warga Untuk Teliti Memilih Hewan Kurban yang Bebas Dari PMK

Selain itu terdapat pula sejumlah figur besar, di antaranya Raden Ipik Gandamanah yang menjabat sebagai Bupati Bogor Pertama di Masa Pemerintahan RI dan seterusnya menjabat Gubernur Jawa Barat ke- 6 dan Menteri Dalam Negeri ke- 14 di Era Presiden Soekarno.