
Misalnya, Cibeureum bisa diartikan sebagai tempat dengan air yang berwarna merah, atau wilayah bertanah merah.
Cibatu menggambarkan tempat di mana air mengalir di sela bebatuan. Nama-nama ini memberikan informasi alamiah yang sangat spesifik, sekaligus memperkaya narasi toponimi (ilmu tentang nama tempat) lokal. Ada pula Cigelam, yang dipercaya berasal dari keberadaan pohon gelam di masa lampau.
Kini nama itu melekat sebagai identitas Desa Cigelam di Kecamatan Babakancikao. Nama-nama lain seperti Cibingbin, Cibungur, Cibihbul, Cijambe, Cihuni, Cikopo, dan Cimanggu juga merekam jejak flora, bebatuan, dan kondisi alam lainnya yang dulunya dominan di kawasan tersebut.
Berikut beberapa contoh lainnya:
- Cibodas (Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani)
- Cibingbin (Desa Cibingbin, Kecamatan Bojong)
- Cibihbul (Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa)
- Cibinong (Kecamatan Jatiluhur)
- Cidadap (Desa Cijaya, Kecamatan Campaka)
- Cihuni (Kecamatan Pasawahan)
- Cijambe (Desa Cisalada, Kecamatan Jatiluhur)
- Cijambu (Desa Pasirjambu, Kecamatan Maniis)
- Cikadu (Kecamatan Cibatu)
- Cikopo (Kecamatan Bungursari)
- Cimanggu (Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari)
- Cimuncang (Nagrog, Kecamatan Wanayasa)
- Cinangka (Kecamatan Bungursari)
- Cipicung (Kecamatan Sukatani)
- Ciwareng (Kecamatan Babakancikao)
- Ciwaru (Desa Gununghejo, Kecamatan Darangdan)