
Kondisi ekonomi menjadi tantangan besar bagi keluarga ini. Keterbatasan biaya membuat Titin tak mampu melanjutkan terapi secara rutin. Meski demikian, ia tetap memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuh hati kepada Rafli.
Rafli saat ini tercatat sebagai siswa kelas 2 SD. Ia memiliki keinginan kuat untuk kembali bersekolah. Namun, karena keterbatasan fisik, akses menuju sekolah menjadi kendala utama.
“Dia sering bilang ingin sekolah lagi. Tapi kondisinya sekarang sangat terbatas. Saya tidak bisa menggendong jauh setiap hari,” ujarnya.
Titin berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah, terutama dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia memohon dukungan berupa fasilitas pendidikan inklusif dan alat bantu mobilitas agar Rafli bisa kembali belajar dan berinteraksi seperti anak-anak lainnya.