
“Kami ingin membangun ekosistem usaha mikro yang kuat dengan menggali potensi lokal. Jamur tiram adalah salah satu komoditas yang mudah dibudidayakan dan memiliki pasar yang stabil,” ujar Endin.
Sementara itu, salah satu pendamping sosial, Abdul Muhamad Hamdani, menambahkan bahwa pendampingan tidak hanya dilakukan pada tahap distribusi bibit, tetapi juga mencakup pelatihan teknis budidaya, manajemen usaha, dan pemasaran hasil panen.
“Kami ingin memastikan bahwa warga maupun penerima bansos KPM PKH benar-benar mampu mandiri dan menjadikan usaha ini sebagai sumber penghasilan tetap,” katanya.
Warga penerima manfaat pun menyambut antusias program ini. Ibu Nenah Suhaenah, salah satu warga sekaligus KPM PKH yang mewakili kelompok Desa Cilingga yang menerima bantuan, mengungkapkan rasa terima kasih dan semangatnya.
“Ini peluang besar buat kami. Semoga ke depan bisa berkembang jadi usaha rumahan yang besar dan bisa menyerap tenaga kerja sekitar,” tuturnya.