
Maka, yang dibutuhkan bukan pelarangan, tetapi dialog antar-simbol: antara sakralitas Merah Putih dan semangat petualangan Luffy, antara wibawa negara dan imajinasi rakyat.
Hanya dengan cara ini, nasionalisme Indonesia akan tetap hidup dan relevan di tengah gelombang budaya global yang semakin deras.
Penulis: Rahulloh Ayatulloh