
Di sisi lain, Prof. Edi mengajak, civitas akademika Unisba untuk bersama-sama merenungkan kembali cita-cita pendiri Unisba dengan tujuan mulianya yaitu mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan umat.
“Semangat ini harus tetap dijaga dengan seksama. Dan kini Unisba menyongsong rekognisi Asia, paling tidak dalam satu aspek. Untuk itu beragam inisiatif dan usaha dapat dilakukan dengan melibatkan semua unsur civitas akademika,” ucapnya.
dari mulai pertukaran mahasiswa, menerima mahasiswa asing untuk belajar di Unisba, memasarkan dosen Unisba untuk menjadi dosen tamu di perguruan tinggi asing atau sebaliknya kita mendatangkan dosen asing untuk memberikan ilmunya kepada mahasiswa kita,” tambahnya.
Menapaki perjalanan 63 tahun Unisba, Prof. Edi menyatakan, banyak karya yang telah tertoreh oleh mahasiswa, alumni, tenaga kependidikan (tendik) dan dosen yang mempunyai andil dalam membangun dan membesarkan Unisba.
“Mahasiswa dengan berbagai aktifitas kehidupan kampusnya telah ikut mewarnai romantika perjalanan Unisba, pun para alumninya yang berjumlah puluhan ribu yang menyebar di berbagai daerah dan beragam profesi telah menghiasi konfigurasi masyarakat laksana ratnamutumanikam yang memancarkan nur yang membawa kebanggaan,” ujarnya.
Prof. Edi mengungkapkan, melalui spirit 3M (mujahid, mujtahid dan mujaddid) stigma ‘cepat dan simpel’ harus diusung dan ditawarkan kepada semua mitra bestari untuk mengakselerasi gerakan yang massif dan sistemik dalam membangun era ‘knowledge economy’.