Prof. Aan: Perubahan Karakter Berdampak Pada Proses Pendidikan Tiap Generasi

Ketua Prodi PAI FTK Unisba, Dr. H. Aep Saepudin, Drs., M.Ag menyampaikan, dalam menghadapi era society 5.0, masyarakat perlu memahami literasi baru diantaranya adalah literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.

“Dengan demikian, skill dalam menguasai literasi baru dapat mengantarkan masyarakat untuk berkolaborasi, berinteraksi, kreatif dan berpikir kritis,” ucap Dr. Aep.

Dia mengungkapkan, tuntutan kemampuan serta kompetensi ini katanya, semakin diperkuat dengan bonus demografi yang mana dari 270,20 juta penduduk Indonesia, generasi milenial dan generasi Z menempati persentase tertinggi dengan berturut-turut 25,87 persen dan 27,94 persen.

Baca Juga:  Workshop Literasi Bertajuk 'Purwakarta Makin Cakap Digital' Sukses Digelar di Jatiluhur

“Sayangnya, keterkaitan antara generasi milenial dan generasi Z dengan canggihnya teknologi seringkali berdampak pada degradasi moral, seperti penggunaan narkoba, tawuran remaja, pergaulan bebas dan perilaku unmoral lainnya,” ungkapnya.

Menurutnya Dr. Aep, untuk mengatasi degradasi ini diperlukan peran orang tua yang memiliki berbagai fungsi.

“Fungsi yang paling esensial adalah fungsi internalisasi nilai religius dari pihak keluarga. Adapun metode internalisasi fungsi keluarga perlu menggunakan beberapa metode efektif diantaranya adalah keteladanan, pembiasaan, pembinaan, kisah, dialog, ganjaran dan hukuman,” tuturnya.

Baca Juga:  Sembilan Program Calon Kepala Desa Bunder Purwakarta Ini Bikin Penasaran