Entomofagi sebagai Inovasi Pangan Fungsional untuk Mendukung SDGs 2 (Zero Hunger): Potensi Jangkrik sebagai Sumber Protein Berkelanjutan

Ilustrasi jangkrik. ©Shutterstock/ahnhuynh

Oleh: Aulia Nurmaulidia A.P.P. (Mahasiswa Magister Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor)

Purwakartaupdate.com – Pertumbuhan populasi dunia yang diprediksi melampaui 9 miliar jiwa pada tahun 2050 meningkatkan kebutuhan global akan protein. Produksi protein hewani konvensional tidak lagi cukup efisien karena membutuhkan lahan dan air yang besar serta menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Kondisi ini menuntut sumber protein alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan yang sejalan dengan upaya mencapai Sustainable Development Goal (SDG 2): Zero Hunger tentang menghilangkan kelaparan.

Baca Juga:  Program Jumat Curhat, Polres Purwakarta Buka Obrolan Bersama BPC HIPMI

Serangga mulai dianggap sebagai solusi potensial. Serangga dianggap sebagai sumber gizi tinggi yang telah lama dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan.

Studi ini memfokuskan pada jangkrik rumah (Acheta domesticus) sebagai model spesies unggulan karena mudah dibudidayakan dan memiliki profil nutrisi yang lengkap. Namun, spesies serangga lain seperti larva ulat jerman (Tenebrio molitor) juga menunjukkan potensi yang luar biasa.