Utusan Khusus PBB Desak Pemimpin Junta Myanmar Untuk Mengundurkan Diri

Pemimpin Junta Militer Myanmar, Min Aung Hlaing. (AFP)

Selain itu, dukungan untuk hak asasi manusia, kondisi kemanusiaan dan sosio-ekonomi juga kian menurun bersamaan dengan kapasitas negara untuk menghadapi ancaman COVID-19.

Arah perkembangan situasi saat ini, lanjutnya, menuju ke skenario di mana Myanmar berhadapan dengan konflik yang berkepanjangan, diikuti dengan keruntuhan ekonomi, orang-orang yang terpaksa mengungsi dalam jumlah yang lebih besar, dan situasi HAM yang semakin memburuk.

Semua itu akan membawa konsekuensi buruk bagi masyarakat Myanmar, serta negara-negara tetangga dan kawasan secara keseluruhan.

Baca Juga:  KPU Purwakarta Terima Laporan Awal Dana Kampanye Paslon Bupati 2024

“Myanmar bergerak cepat menuju jurang yang dalam, dan pengorbanan apa pun yang perlu dilakukan untuk mengubah arah akan menjadi biaya yang kecil dibandingkan dengan tantangan-tantangan besar yang akan kita hadapi beberapa tahun ke depan,” katanya.

Dia pun menggarisbawahi sikap pihak militer Myanmar yang tidak responsif terhadap seruan untuk mencegah peningkatan kekerasan atau untuk mengambil langkah de-eskalasi, termasuk dengan membebaskan anggota-anggota pemerintahan sipil Myanmar termasuk Presiden Win Myint dan Konselor Negara Aung San Suu Kyi.

Baca Juga:  Mantan Ketua DPD Golkar Purwakarta Calonkan Anggota DPR RI Lewat Partai Nasdem