
Purwakarta Update – Baru- baru ini banyak terjadi kasus bullying di Masyarakat khususnya di kalangan anak remaja. Seolah – olah bullying dianggap sebagai hal yang biasa dan menjadikan sebuah trend yang ingin terlihat gagah ketika pelaku bullying ini bisa melakukan tindakan bully terhadap orang lain. Padahal dampaknya sangat luar biasa bahaya. Bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental. Tindakan bullying bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan online (cyberbullying), atau di tempat umum.
Apa penyebab orang ingin melakukan Bullying ?
Setiap individu memiliki latar belakang dan motivasi yang berbeda, dan kombinasi beberapa faktor ini dapat mempengaruhi perilaku bullying. Beberapa penyebab umumnya meliputi:
Kondisi Keluarga Tidak Sehat: Pengalaman negatif di lingkungan keluarga, seperti kekerasan, konflik berkelanjutan, atau pengabaian, dapat mempengaruhi cara individu memperlakukan orang lain di luar keluarga. Anak-anak yang mengalami kekerasan atau pengabaian di rumah cenderung menunjukkan perilaku agresif atau bullying.
Model Perilaku : Individu dapat terpengaruh oleh orang-orang di sekitar mereka yang terlibat dalam perilaku bullying, baik itu dalam lingkungan sekolah, masyarakat, atau media. Menjadi bagian dari kelompok atau lingkungan di mana bullying dianggap sebagai norma dapat mendorong seseorang untuk mengikuti contoh tersebut.
Rasa Kuasa dan Pengendalian: Perilaku bullying dapat memberikan rasa kuasa dan pengendalian kepada pelaku. Mereka mungkin merasa puas ketika dapat mendominasi atau mempengaruhi orang lain, bahkan jika itu mengakibatkan penderitaan bagi korban.
Kurangnya Empati dan Pengetahuan: Beberapa orang mungkin kurang memahami dampak emosional dan psikologis dari perilaku bullying terhadap korban. Kurangnya empati dan pengetahuan tentang bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dapat memicu perilaku bullying.
Gangguan Mental : Beberapa gangguan mental, seperti gangguan perilaku, gangguan kepribadian, atau kecenderungan psikopatik, dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk mengontrol perilaku agresif dan menghasilkan perilaku bullying.
Faktor Sosial dan Lingkungan: Budaya atau lingkungan yang mendorong persaingan yang ekstrem, ketidaktoleran terhadap perbedaan, atau penolakan terhadap kelompok atau individu tertentu dapat memperkuat perilaku bullying dan masih banyak lagi faktor lain.
kerja. Dorong siswa untuk membentuk kelompok-kelompok sosial yang positif dan saling mendukung.
Pentingnya Pelaporan dan Keterlibatan Komunitas : Dorong korban dan saksi untuk melaporkan tindakan bullying kepada otoritas yang berwenang. Bangun keterlibatan komunitas dalam pencegahan bullying dengan melibatkan polisi, organisasi sosial, dan kelompok masyarakat.
Penyuluhan tentang Penggunaan Teknologi Secara Aman : Berikan informasi kepada anak-anak tentang etika dan kesadaran digital untuk mencegah cyberbullying. Ajari mereka cara menggunakan media sosial dan teknologi secara positif dan aman.
Mencegah bullying membutuhkan komitmen bersama dan perubahan budaya yang melibatkan semua anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, menghormati, dan mendukung untuk semua orang..
Maka sudah saatnya kita hindari sedini mungkin tindakan bullying ini sebelum terlambat, karena jika dibiarkan terus menerus akan sangat berdampak terhadap masa depan anak – anak kita. Masyarakat harus melek terhadap dampak buruk dari tindakan bullying. Terkadang dari ketidaktahuan bahayanya maka seakan tindak ini dianggap hal biasa.
Mari Cegah sekarang juga!!
Penulis : Iip Syarip Hidayat, S.Pd., M.Pd