PURWAKARTAUPDATE.com | Anggota DPR RI Dedi Mulyadi membagikan uang kepada para pedagang yang masih berjualan saat masuk jam larangan PPKM di Kabupaten Purwakarta.
Dedi menggunakan mobil menghampiri sejumlah pedagang yang masih berjualan saat malam. Padahal seharusnya para pedagang sudah tutup tidak lebih dari jam 20.00 WIB sesuai peraturan PPKM.
Awalnya para pedagang ketakutan karena menganggap Dedi sedang melakukan razia. Namun setelah diajak berbicara dan diedukasi mengenai pandemi para pedagang merasa lega karena itu bukan razia.
Pedagang bahkan merasa bahagia karena Dedi Mulyadi membeli dagangan yang masih tersisa. Bahkan uang yang diberikan lebih dari nilai jual dan bisa untuk modal dagang di hari berikutnya.
“Ini saya beli semua yang sisa. Berikan kepada orang yang mau, gratis. Saya tambahin untuk modal besok jualan. Sekarang pulang sudah malam,” ujar Dedi kepada seorang pedagang.
Terpantau ada lebih dari 10 pedagang yang terkena ‘razia’ Dedi. Mereka rata-rata para penjual makanan yang biasa mulai berdagang pada malam hari dan pulang setelah dagangannya habis.
Seperti yang dilakukan oleh seorang pedagang bakso ikan yang ditemui Dedi. Pedagang tersebut terbiasa berjualan mulai waktu magrib atau sekitar pukul 18.00 WIB dan pulang pukul 22.00 WIB saat dagangan habis.
“Alhamdulillah diborong Pak Dedi. Tadi sisa setengah lagi disuruh dibagikan ke orang-orang. Terus tadi ditambahin uangnya buat modal besok dagang. Tadi disuruh dagang mulai sore biar gak kemalaman, besok saya coba. Biar enggak kena razia juga,” ujar pedagang itu.
Sudah lebih dari satu tahun masyarakat Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Namun sejauh ini masih banyak kendala yang dihadapi sehingga pandemi terus berkepanjangan dan mulai merambah ke pedesaan.
Dedi menilai pandemi ini bermula dari interaksi yang terjadi dengan negara luar. Selanjutnya Covid-19 di perkotaan tersebar ke berbagai daerah hingga pedesaan dengan sejumlah cara.
“Salah satunya adalah orang desa yang kerja di kota atau orang kota yang berkunjung atau berlibur ke desa,” ucap Dedi.
Untuk memotong penyebaran sebaiknya pemerintah mengambil langkah isolasi desa. Dalam hal ini bukan berarti desa ditutup dari berbagai kegiatan melainkan menumbuhkan ekonomi mandiri seperti pertanian, peternakan, perikanan hingga mendorong infrastruktur penunjang.
“Saya sampai sekarang terus mendorong orang di Lembur Pakuan untuk bekerja mulai dari membangun pagar, taman, bangunan, sampai ke urusan pertanian. Dengan seperti itu maka orang di desa tidak perlu kerja ke kota. Kemudian orang kota bukan dilarang tapi dibatasi masuk ke desa,” katanya.
Pola itu, kata Dedi, akan menghasilkan cadangan pangan, berputarnya ekonomi hingga pengendalian penyakit di pedesaan.
“Kebijakan ini harusnya menyeluruh agar pikiran kita tidak terkonsentrasi memikirkan pandemi, penyakit, dalam setiap hari,” ucapnya.
“Ini adalah salah satu cara saya berkontribusi bagi negara agar pandemi bisa teratasi dengan segera dan ekonomi tak mati. Dimulai dari kampung halaman saya di Subang dan Purwakarta. Ingatlah negara kita sangat tergantung pada kekuatan desa,” ujar Dedi Mulyadi.(Red)